Balok Untuk Nyebrang Parit: Berdiri atau Tidur?

Balok Untuk Nyebrang Parit: Berdiri atau Tidur? - Hello greetings friends decivilisme, In the article that you will read this time with the title Balok Untuk Nyebrang Parit: Berdiri atau Tidur?, We have prepared this article well for you to read and take learning information in it. hopefully the contents of the post Article Materi Beton Bertulang, Article Materi Teknik Sipil, Article Subject Matter, what you are about to read can be understood well. happy readinga.

Title : Balok Untuk Nyebrang Parit: Berdiri atau Tidur?
link : Balok Untuk Nyebrang Parit: Berdiri atau Tidur?

Baca juga


Balok Untuk Nyebrang Parit: Berdiri atau Tidur?


truss05Tulisan ini dikutip dari sebuah diskusi di halaman facebook DTS.
Kasusnya adalah:
Misalkan anda punya sebatang balok kayu, katakanlah ukurannya 5×10 cm. Balok itu akan digunakan untuk menyeberangi sebuah parit yang cukup lebar, kebetulan panjang balok cukup. Masalahnya, bagaimana anda akan meletakkan balok itu? Apakah pada posisi berdiri (lebar 5cm, tinggi 10cm) atau posisi tidur (lebar 10cm, tinggi 5cm)?


Komentar admin:
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
STRENGTH alias KEKUATAN
    • Sebagai engineer sipil/struktur, yang pertama kali yang harus dicek adalah kekuatan atau STRENGTH. Dalam hal ini, kita tentu akan butuh data-data seperti: panjang/lebar parit dan besarnya beban. Dari situ bisa dihiung MOMEN LENTUR yang terjadi.
    • Balok posisi berdiri mempunyai tahanan terhadap momen lentur yang lebih besar daripada balok posisi tidur. Ini karena MODULUS PENAMPANG-nya lebih besar. (S = 1/6*b*h^2). Contoh lain, kalo anda lihat Tabel Profil Baja Gunung Garuda, untuk parameter “kekuatan” yang selalu diperhatikan adalah bagian Sx dan Sy, yaitu modulus penampang.
    • Kekuatan GESER juga harus dicek, tapi untuk posisi balok tidur dan berdiri tidak ada bedanya, karena parameter yang digunakan untuk tahanan geser adalah LUAS PENAMPANG.
STABILITAS
    1. Balok posisi berdiri, jika ditumpu begitu saja, lebih TIDAK STABIL dibandingkan dengan balok posisi tidur, karena balok posisi berdiri kalo bagian atasnya kena dorongan ke arah samping, bisa berpotensi “jatuh” membentuk posisi tidur. Kecuali kalo kedua ujungnya ditahan/dijepit sehingga tidak bisa berputar/jatuh.
LENDUTAN (dan GETARAN)
    1. Kalo lendutan, pasangannya adalah MOMEN INERSIA (1/12*b*h^3). Semakin besar momen inersia, semakin kecil lendutannya.
    2. Kalo getaran, ini mungkin level:advance. Kasusnya gini, jika kita melangkah dengan langkah yang cenderung konstan, itu artinya kita memberikan beban secara periodik kepada struktur. Yaaa… ekstrimya kali aja kita mau iseng nyebrang parit lewat jembatan sambil loncat pocong. Intinya faktor vibrasi pasti ada.
KENYAMANAN
    1. Beberapa komentar sudah menyebutkan aspek kenyamanan, itu sangat betul. Balok posisi tidur tentu lebih mudah dipijak daripada balok posisi berdiri.

Itu aja sih menurut kami. Untuk struktur yang lebih komplek, biasanya dicek lagi DURABILITAS (daya tahan terhadap waktu), dan biasa… UUD.. Ujung-Ujungnya Duit…


Thus a brief discussion of the article Balok Untuk Nyebrang Parit: Berdiri atau Tidur?

And that's the article Balok Untuk Nyebrang Parit: Berdiri atau Tidur? this time, hopefully the above article can provide benefits for all of you. greetings, see you in other posts and articles.

You are currently reading the article Balok Untuk Nyebrang Parit: Berdiri atau Tidur? with link address https://decivilisme.blogspot.com/2014/05/balok-untuk-nyebrang-parit-berdiri-atau_28.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel