Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010
Wednesday, May 28, 2014
Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010 - Hello greetings friends decivilisme, In the article that you will read this time with the title Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010, We have prepared this article well for you to read and take learning information in it. hopefully the contents of the post
Article Materi Teknik Sipil,
Article Subject Matter, what you are about to read can be understood well. happy readinga.
Title : Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010
link : Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010
Langsung aja ya… Juragan ngga terlalu suka basa-basi.
Bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah:
membuat menggunakan peta:
You are currently reading the article Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010 with link address https://decivilisme.blogspot.com/2014/05/ringkasan-prosedur-menentukan-beban_28.html
Title : Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010
link : Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010
Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010
Langsung aja ya… Juragan ngga terlalu suka basa-basi.
Bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah:
- Peta Zona Gempa RSNI 2010. Bisa didownload di sini kalo belum punya
- ASCE 7 duaribu sepuluh. Download di sini.
- Secangkir teh hangat dan 3 potong gorengan. (maaf, ngga bisa didownload)
- Siapkan diagram respon spektra desain, ambil dari ASCE 7 2010.
Jadi,… kalo sebelumnya di SNI 2002 kita tinggal menggunakan respon spektra yang sudah disediakan oleh SNI …
sekarang, di SNI Gempa 2010, justru kita membuat respon spektrum sendiri. - itu adalah parameter respon spektrum pada periode pendek (s = short)
itu parameter respon spektrum pada periode 1 detik (1 = 1 detik)
Cara menentukan dan adalah dari peta gempa.
Nah, peta mana yang dipake? Di situ ada 2×3=6 peta. Ada peta untuk probabilitas terlampaui 2% dan 10% masing-masing dalam periode 50 tahun. Yang 2% itu setara dengan periode gempa 2500 tahunan (kalo ga salah), dan yang 10% itu setara dengan periode gempa 500 tahunan.
Yang direkomendasikan untuk digunakan adalah yang 2% alias periode gempa 2500 tahunan.
Nah, masing-masing periode gempa punya 3 peta lagi: respon spektra percepatan puncak, 0.2 detik, dan 1 detik.
Yang percepatan puncak itu nggak usah dilirik. Kita cuma perlu yang 0.2 detik dan 1 detik.
Untuk , kita pake peta Respon Spektra 0.2 detik Probabilitas 2%.
Untuk , kita pake peta Respon Spektra 1 detik Probabilitas 2%. Contoh: untuk Jakarta
Saya mungkin ambil , soalnya Jakarta ada di antara garis 0.60 dan 0.70. Kalo mau ambil 0.64 atau 0.66 atau 0.642478 juga ga apa-apa, itu tergantung interpretasi si engineer.
Sementara untuk yang 1 detik, , soalnya Jakarta ada di antara garis 0.25 dan 0.3. - Tentukan Kelas Lokasi (Site Class). Data yang dibutuhkan adalah Nspt, cepat rambat gelombang, dan kuat geser niralir (undrained). Minimal 2 dari 3 data tersebut harus ada.
Jadi, kondisi “normal”nya, untuk Indonesia yang sering digunakan adalah Kelas C (keras), D (sedang), dan E (lunak). - Buka Tabel Fa dan Fv.
Boleh pake interpolasi linear kalo nilai dan -nya ngga ada di tabel.
Contoh: Jakarta, Kelas Lokasi E (tanah lunak), , dan .
Hasil pembacaan tabel:
, dan (mohon dikoreksi kalo salah) - Hitung dan
Apa pula itu?
Udahlah… hitung dulu aja… penjelasannya menyusul… (sebenarnya juragan juga masih mencari bahasa yang paling manusiawi untuk menjelaskan variabel tersebut :D )
,
Contoh, untuk kasus di atas:
,
- Trus… hitung deh dan , dengan rumus
,
Contoh, untuk kasus di atas:
,
- Nah, kalo udah ada dan , berarti kita udah bisa menggambar grafik respons spektranya kan? Template-nya liat di poin 1 di atas.
,
Tinggal pake MS Excel, jadi deh respon spektranya.
- Tentukan dulu kategori risiko bangunan, mulai dari kategori I sampai IV. Tinggal ngintip tabel aja kok
- Kalo udah ketemu Kategori Risiko Bangunan, tentukan Kategori Desain Gempa, pake 2 tabel berikut.
Untuk kasus di atas, Jakarta , dan , maka Kategori Desain Gempanya adalah D. (Betul nggak?)
Kalo misalnya dari 2 tabel di atas hasilnya berbeda, maka diambil yang “terberat”. Misalnya dari tabel pertama hasilnya C, tapi dari tabel kedua hasilnya D, maka yang dipake adalah D. - Setelah itu, cek tabel berikut
Untuk Kategori D, itu termasuk risiko gempa tinggi. Sehingga mau nggak mau, kudu ngga kudu, harus pake sistem SRPMK atau SDSK.
SRPMK = Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus,
SDSK = Sistem Dinding Struktural Khusus (kalo ga salah) :D - Setelah itu, barulah kita tentukan nilai R. Pakai tabel lagi…
Misalnya, tipe strukturnya adalah beton bertulang ngga pake shearwall, tinggal cari di tabel:
Itu tuh… di nomer 5, R = 8. Nggak kebaca ya? Mohon maaf… saya sudah berusaha nyari sumber yang lebih jelas tapi belum ketemu. :’( - Setelah menentukan nilai R, terakhir menentukan periode getar alami struktur, T. T ini bisa dihitung dengan menggunakan program komputer, atau bisa juga dengan rumus empiris yang sudah disediakan. Nah, mulai dari sini prosedur perhitungan beban gempanya sudah mulai mirip dengan SNI Gempa sebelumnya. Jadi,… juragan ngga akan sambung lagi… :D
Thus a brief discussion of the article Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010
And that's the article Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010 this time, hopefully the above article can provide benefits for all of you. greetings, see you in other posts and articles.
You are currently reading the article Ringkasan Prosedur Menentukan Beban Gempa SNI 2010 with link address https://decivilisme.blogspot.com/2014/05/ringkasan-prosedur-menentukan-beban_28.html