ANTHROPOMETRI DAN PERALATAN DALAM ERGONOMI

ANTHROPOMETRI DAN PERALATAN DALAM ERGONOMI - Hello greetings friends decivilisme, In the article that you will read this time with the title ANTHROPOMETRI DAN PERALATAN DALAM ERGONOMI, We have prepared this article well for you to read and take learning information in it. hopefully the contents of the post Article anthropometri, Article Teknik Industri, what you are about to read can be understood well. happy readinga.

Title : ANTHROPOMETRI DAN PERALATAN DALAM ERGONOMI
link : ANTHROPOMETRI DAN PERALATAN DALAM ERGONOMI

Baca juga


ANTHROPOMETRI DAN PERALATAN DALAM ERGONOMI

Pengertian Anthropometri  
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri” yang memiliki arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak. Menurut Wignjosoebroto, antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya.

Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.  Antropometri menurut Stevenson dan Nurmianto adalah suatu kumpulan data secara numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.

Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (ratarata) dan standar deviasinya dari satu distribusi normal. Antropometri mengkaji masalah tubuh manusia. Informasi ini diperlukan untuk merancang suatu sistem kerja agar menunjang kemudahan pemakaian, keamanan dan kenyamanan dari suatu pekerjaan, sehingga antropometri dapat juga diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi tubuh (termasuk bentuk dan ukuran tubuh) dengan disain alat–alat yang digunakan manusia.

Antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri. Jadi anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia tentang ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah design.

1) Manusia
Pada umumnya berbeda-beda dalam hal bentuk dan dimensi ukuran tubuhnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia, yaitu umur/usia yaitu ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan. Manusia dapat digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia.

2) Jenis Kelamin (Sex)
Pada umumnya dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara rata-rata dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita. Oleh karenanya data antropometri sangat diperlukan dalam perancangan sebuah alat atau produk. Secara umum pria memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.

3) Suku Bangsa (Etnik)
Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya.

4) Sosio Ekonomi
Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang.

5) Posisi Tubuh (Posture) Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.

Anthropometri Tubuh Manusia yang di Ukur Dimensinya dapat dilihat pada Gambar berikut:
Anthropometri Tubuh Manusia yang di Ukur Dimensinya
Anthropometri Tubuh Manusia yang di Ukur Dimensinya
Keterangan:
1 = Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala)
2 = Tinggi mata dalam posisi tegak
3 = Tinggi bahu dalam posisi tegak
4 = Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)
5 = Tinggi kepalan tangan yang terjujur lepas dalam posisi tegak  (dalam gambar tidak ditunjukkan)
6 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat  duduk/pantat sampai dengan kepala)
7 = Tinggi mata dalam posisi duduk
8 = Tinggi bahu dalam posisi duduk
9 = Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
10 = Tebal atau lebar paha
11 = Ujung paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut
12 = Panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut /betis
13 = Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk
14 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan paha
15 = Lebar dri bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk)
16 = Lebar pinggul/pantat
17 = Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar)
18 = Lebar perut
19 = Panjang siku yang diukur dari siku  sampai dengan ujung jari
20 = Lebar kepala
21 = Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari
22 = Lebar telapak tangan
23 = Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar–lebar kesamping kiri–kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar)
24 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai tangan yang terjangkau lurus keatas (vertikal)
25 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur sperti halnya no 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar)
26 = Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan. 

Gerakan dan Rentang Sambungan dapat dilihat pada Gambar berikut:
Gerakan dan Rentang Sambungan
Gerakan dan Rentang Sambungan
Istilah yang dipakai pada diskripsi gerakan dan rentang sambungan.
Dimana :  Fl = Fleksi; Ex = Ekstensi; Ab = Abduksi; Ad = Adduksi; Su = Supination; Pr = Pronasi; N = Posisi Netral

Cara Mendapatkan Data Athropometri
Untuk mendapatkan data anthropometri yang teliti sehingga dapat digunakan sebagai dasar ukuran desain suatu alat, produk ataupun perancangan display, antara lain:
1) Jumlah sampel memenuhi
2) Sampel pada masyarakat tertentu (random)
3) Dapat digeneralisasi pada populasi.

Agar data anthropometri tersebut dapat digunakan, maka sampel antropometri harus diklasifikasikan. Pengklasifikasian ini dibuat berdasarkan perbedaan yang terpenting ukuran manusia:
1.) Jenis Kelamin
 2.) Suku Bangsa
3.) Usia
4.) Jenis Pekerjaan
5.) Pakaian
6.) Kehamilan (Untuk Wanita)
7.) Cacat Fisik Tubuh

Cara Kalibrasi Athropometri 
Dimensi tubuh manusia untuk perancangan produk terdiri dari dua jenis, yaitu struktural dan fungsional. Dimensi tubuh struktural yaitu pengukuran tubuh manusia dalam keadaan tidak bergerak. Sedangkan dimensi tubuh fungsional adalah pengukuran tubuh manusia dalam keadaan bergerak. Secara umum data antropometri yang sering digunakan untuk merancang produk dan stasiun kerja adalah:
1) Antropometri Struktural
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya representative. Disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang lengan, dan sebagainya. Antropometri struktural ini diantaranya: tinggi selangkang, tinggi siku, tinggi mata, rentang bahu, tinggi pertengahan pundak pada posisi duduk, jarak pantat-ibu jari kaki, dan tinggi mata pada posisi duduk.

2) Antropometri Fungsional Antropometri fungsional adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Hasil yang diperoleh merupakan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakangerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja.

3) Persentil Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-95 akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri, angka persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran “terkecil”. Bilamana diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka diambil rentang 2.5-th dan 97.5-th persentil sebagai batas-batasnya. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan.

Penerapan data Anthropometri dapat dilakukan jika:
1) Ada nilai rata-rata (mean)
2) SD (Standart Deviasi) dari suatu distribusi normal
Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya lebih besar atau sama dengan nilai tersebut.
1) 95 percentil ≥ 95% ukuran tubuh, ini menunjukkan ukuran tubuh besar
2) 5 percentil ≥ 5% ukuran tubuh, ini menunjukkan tubuh berukuran kecil.
Contoh:
Tinggi badan pria dewasa orang Inggris usia 19 – 45 tahun adalah berdistribusi normal, mean (X) = 1,745 m, SD = 69 mm. Berapa tinggi 95 percentil (ukuran paling tinggi) dari populasi tersebut ? dan berapa tinggi badan 5 percentil (Tinggi Terendah)?

Jawab :
Percentil 95 :   95 th  = X + 1,645 . SD      = 1.7465 + 1,645 (69) = 1, 859 m
Percentil 95 :   5 th  = X - 1,645 . SD         = 1.7465 - 1,645 (69) = 1, 735 m

Distribusi Normal dan Perhitungan Percentil dapat dilihat pada Gambar berikut:
Tabel Persentil Untuk Data Berdistribusi Normal
Tabel Persentil Untuk Data Berdistribusi Normal 
Anthropometri Kepala Orang Indonesia yang didapat dari Interpolasi Data dapat dilihat pada Tabel  berikut:  
Dimana : 
Lebar Kepala = 9,2% Tinggi Badan Pria dan 9,3%   
Tinggi Badan Wanita (Semua dimensi dalam satuan mm)

Anthropometri Kepala dan kaki dapat dilihat pada Gambar berikut:   
 
Anthropometri Kepala
 Anthropometri Kepala 


Anthropometri Kaki
Anthropometri Kaki

Antropometri Kaki Orang Indonesia yang didapat dari Interpolasi Data seperti Tabel berikut

Antropometri Kaki Orang Indonesia yang didapat  dari Interpolasi Data
Antropometri Kaki Orang Indonesia yang didapat  dari Interpolasi Data 
Dimana: 
Panjang telapak kaki = 15, 2% tinggi badan pria dan 14,7% tinggi badan wanita. 
Dari pendekatan tersebut diusahakan interpolasi anthropometri dengan koefisien variansi yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, N. 1998, Metodologi Ergonomi, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar. Grandjean, E. 1993, Fitting the Task to the Man, 4th edt, Taylor & Francis Inc, London.
Nurmianto, Eko. 2008,  Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Teknik Industri-ITS
Pulat, B.M, 1992, Fundamentals of Industrial Ergonomics, Hall International, Englewood Cliffs, New Jersey, USA.
Sinclair, M.A, 1992, Subjective Assessment, Taylor & Francis Great Britain.
Suma’mur, P.K, 1982, Ergonomic Untuk Productivitas Kerja, Yayasan Swabhawa Karya, Jakarta.
Suma’mur, P.K, 1984, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Cetakan ke-4, PT. Gunung Agung, Jakarta.
Tarwaka & Bakri, S.A, 2001, Kurangnya Sirkulasi Udara Menyebabkan Gangguan Kesehatan dan Kenyamanan Karyawan, Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Jakarta:XXXIV (3):26-33.
Tarwaka, Solichul HA, Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, UNIBA Press, Surakarta.
Water, T.R. & Bhattacharya, A. 1996, Physiological Aspects Of Neuromuscular Function, USA.
 


Thus a brief discussion of the article ANTHROPOMETRI DAN PERALATAN DALAM ERGONOMI

And that's the article ANTHROPOMETRI DAN PERALATAN DALAM ERGONOMI this time, hopefully the above article can provide benefits for all of you. greetings, see you in other posts and articles.

You are currently reading the article ANTHROPOMETRI DAN PERALATAN DALAM ERGONOMI with link address https://decivilisme.blogspot.com/2021/04/anthropometri-dan-peralatan-dalam.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel