APLIKASI ERGONOMI UNTUK PERANCANGAN TEMPAT KERJA

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PERANCANGAN TEMPAT KERJA - Hello greetings friends decivilisme, In the article that you will read this time with the title APLIKASI ERGONOMI UNTUK PERANCANGAN TEMPAT KERJA, We have prepared this article well for you to read and take learning information in it. hopefully the contents of the post Article aplikasi ergonomi, Article aplikasi ergonomi untuk perancangan tempat kerja, Article Teknik Industri, what you are about to read can be understood well. happy readinga.

Title : APLIKASI ERGONOMI UNTUK PERANCANGAN TEMPAT KERJA
link : APLIKASI ERGONOMI UNTUK PERANCANGAN TEMPAT KERJA

Baca juga


APLIKASI ERGONOMI UNTUK PERANCANGAN TEMPAT KERJA

Perancangan tempat kerja pada dasarnya merupakan suatu aplikasi data anthropometri, tetapi masih memerlukan dimensi fungsional yang tidak terdapat pada data statis. Dimensi-dimensi tersebut lebih baik diperoleh dengan cara pengukuran langsung dari pada data statis. Misalnya, gerakan menjangkau, mengambil sesuatu, mengoperasikan suatu alat adalah suatu hal yang sukar untuk didefinisikan. Aplikasi ergonomi untuk perancangan tempat kerja didasarkan pada dua aspek. Dua aspek  penting dari perancangan tempat kerja itu adalah:
1) Daerah kerja horizontal pada sebuah meja dan
2) Ketinggiannya dari atas lantai


 Baca: ANTHROPOMETRI DAN PERALATAN, Ergonomi
daerah kerja horizontal 

1. Daerah Kerja Horizontal 

Diperlukan untuk mendefinisikan batasan-batasan dari suatu daerah kerja horisontal untuk memastikan bahwa material atau alat kontrol tidak dapat ditempatkan begitu saja diluarjangkauan tangan. Batasan-batasan jangkauan secara vertikal harus diterapkan untuk kasus seperti misalnya papan-papan kontrol, namun hampir seluruh bangku kerja material (benda kerja) dan peralatan lainnya disusun pada sebuah permukaan yang horisontal. Batasan untuk jarak menjangkau semakin meningkat jika operator mengendalikan beberapa macam gerakan tubuh. Sebagai contoh, operator duduk yang menghindari gangguan keseimbangan pada saat menjangkau. Bahkan jika berdiri, jangkauan kedepan dibatasi oleh pinggiran bangku, hal ini akan dapat mengganggu keadaan badan dan menimbulkan tekanan pada punggung. Batasan untuk memastikan bahwa material atau alat kontrol tidak dapat ditempatkan begitu saja diluar jangkauan tangan.

Baca: BIOMEKANIKA KERJA, PRAKTIKUM ERGONOMI
Daerah kerja horizontal terbagi menjadi dua yaitu:
1) Daerah Normal yaitu lengan bawah yang berputar pada bidang horizontal dengan siku tetap. Untuk menjaga agar pekerjaan tetap berada dalam wilayah kerja yang normal maka tidaklah cukup dengan mengoptimasi layout tempat kerja. Namun lay-out tersebut seharusnya juga menghasilkan posisi anatomi alami yang baik. Layout yang memerlukan suatu posisi tetap untuk tangan kanan dengan pergelangan tangan berdeviasi ulnar (deviasi pergelangan kearah jari kelingking). Penyimpangan dari lengan atas juga memberikan kesan bahwa bangku yang terlalu tinggi adalah suatu masalah yang akan dipertimbangkan lebih lanjut dibawah ini.

2) Daerah Maksimum yaitu lengan direntangkan keluar dan diputar sekitar bahu. Batasan-batasan Daerah Kerja yang dikembangkan oleh R.R Farley pada General Motor seperti Gambar berikut:
Batasan-batasan Daerah Kerja yang dikembangkan oleh   R.R Farley pada General Moto
Batasan-batasan Daerah Kerja yang dikembangkan oleh
R.R Farley pada General Moto

Baca: Pengukuran Kebisingan (Sound Level Meter) & Pencahayaan (Lux Meter) | Ergonomi
Perkembangan selanjutnya tidaklah realistis jika kedudukan siku diasumsikan supaya tetap, sehingga batas-batas tersebut tidak berupa lengkungan-lengkungan. Mereka juga percaya bahwa para pekerja cenderung duduk alau berdiri tidak dekat dengan pinggiran bangku. Mereka menjelaskan batas dengan sebuah persamaan yang meliputi pengukuran statis dari panjang lengan dan posisi bahu. Dengan mengukur 80 orang yang ditampilkan dengan batasan-batasan. Hal ini menunjukkan daerah-daerah Farley yang sangat konservatif. Sedangkan penggunaan daerah-daerah Farley akan mengarah pada pekerjaan yang sangat dekat dengan operator, hal tersebut menimbulkan masalah tentang ruang untuk peralatan, bangku kerja dan material-meterial.
Luasan Jangkauan pada Saat Berdiri seperti Gambar berikut:



Batasan-Batasan Jangkauan Fungsional dalam Suatu Area Kerja yang Horisontal untuk 1 Individu seperti Gambar berikut:
Batasan-Batasan Jangkauan Fungsional dalam Suatu Area   Kerja yang Horisontal untuk 1 Individu
Batasan-Batasan Jangkauan Fungsional dalam Suatu Area
Kerja yang Horisontal untuk 1 Individu

2.  Ketinggian dari Atas Lantai 
Ada dua macam dasar untuk menentukan ketinggian permukaan kerja yaitu:
1) Meja atau mesin tepat untuk bekerja sambil berdiri walaupun duduk dan berdiri bergantian adalah suatu hal mungkin dan diikuti dengan tersedianya kursi yang sesuai.
2) Meja atau kursi yang disesuaikan hanya untuk pekerjaan sambil duduk.

Prinsip-prinsip yang diterapkan dalam perancangan untuk ketinggian 2 jenis permukaan kerja yaitu: 1) Hindari beban otot yang terlalu berat disebabkan oleh lengan atas disampingkan terlalu tinggi (abduksi) dalam pekerjaan keyboard, pergeseran lengan atas sering terjadi akan menyebabkan timbulnya keharusan untuk deviasi lunar yaitu penyimpangan pergelangan tangan kearah kelingking.
2) Hindari tekanan tajam pada sisi lengan dengan bagian bawah dari pinggiran meja, jika permukaan tempat kerja terlalu tinggi.
3) Hindari posisi membungkuk secara terus menerus jika permukaan tempat kerja terlalu rendah.

3. Meja-meja untuk Pekerjaan Sambil Berdiri 
Operator seharusnya bekerja dalam posisi berdiri tegak, lengan atas dalam posisi santai dan dalam posisi vertikal yang dekat meja dengan lengan bawah inklinasi (dimiringkan sedikit) dari kedudukan horisontal. Hal ini dapat dicapai jika ketinggian tempat kerja kira-kira 5 cm dibawah tinggi siku operator, tentunya akan menimbulkan pertanyaan tentang persentil dari tinggi atau panjang siku yang digunakan. Masalah lain yang timbul adalah jika ada suatu populasi campuran terdiri dari pria dan wanita.

Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah tersebut, yaitu:
1) Gunakan dimensi rata-rata dari ketinggian siku.
2) Perancangan untuk percentil 95 dan diberikan platform lantai untuk operator yang lebih kecil.
3) Perancangan untuk percentil 5 dan menambah tinggi meja untuk operator yang lebih besar.
4) Rancanglah suatu pengatur (adjusment) (sistem produk yang komersial biasanya meja-meja kerja tersedia sistem pengatur).
5) Rancanglah suatu kursi dengan ketinggian yang dapat disesuaikan (ajdustable height) dan sandaran kaki yang dapat disetel.

Baca: PROSPEK KERJA TEKNIK INDUSTRI | Lulusan Teknik Industri Kerja Apa?  
Persyaratan pada sebuah kursi untuk bangku-bangku tinggi (berdiri) lebih fleksibel jika kursi yang digunakan oleh seseorang dapat disetel hingga ketinggiannya sesuai dengan tinggi bangku yang diinginkan. Tinggi tempat kerja dalam hal ini adalah sampai batas tubuh bagian atas yang dianalisa. Untuk tempat kerja yang dekat dengan operator, tinggi hangku dapat dibuat dengan ekstra tinggi yang sesuai. Sedangkan bangku yang lebih rendah adalah untuk pekerjaan yang berat, tetapi bangku yang standart didasarkan pada panjang siku pada umumnya.




Rekomendasi dibawah ini menunjukkan beberapa keanekaragaman, dengan perkiraan bahwa penyesuaian akan dapat dicapai. Rekomendasi untuk tinggi meja (Standing Work) seperti Gambar berikut:
Rekomendasi untuk Tinggi Meja (Standing Work)
Rekomendasi untuk Tinggi Meja (Standing Work) 
Sebuah operasi penggabungan yang sederhana ditunjukkan bahwa ada 3 perbedaan tinggi bangku kerja oleh sejumlah operator. Operator-operator dalam percobaan tersebut mempunyai panjang siku
antara 965 mm sampai 1143 mm dan tinggi meja yang disesuaikan untuk meletakkan pekerjaan dibedakan menjadi tiga bagian sebagai berikut:
1) 50 mm diatas siku
2) 50 mm dibawah siku
3) 150 mm dibawah siku
Rata-rata proses produksi diukur pada setiap posisi dengan operator yang berbeda dan dalam analisa variansi ketinggian tersebut diubah menjadi berbagai macam ketinggian berarti. Yang paling baik adalah 50 mm dibawah siku, 50 mm diatas siku mengurangi produksi sekitar 1% dan 150 m dibawah siku menyebabkan produksi berkurang 2,8%.
E.R. Tichauer menemukan adanya akibat tambahan dengan suatu perubahan hanya sekitar 75 mm dalam hal tinggi pekerjaan yang berhubungan dengan tubuh, walaupun analisa detil dari percobaan tersebut tidak diberikan.

4 Meja dan Kursi sesuai untuk Pekerjaan yang hanya dilakukan Sambil Duduk
Untuk menjamin cukupnya ruang bagi lutut orang dewasa maka direkomendasikan mengambil 95 percentil dari ukuran-ukuran telapak kaki sampai puncak lutut (tinggi lutut) dan menambahkan kelonggarankelonggaran sebagai berikut:
1) Laki-laki : 635 + 25 (sepatu) + 25 (kelonggaran) = 685 mm
2) Wanita : 540 + 40 (sepatu) + 25 (kelonggaran) = 645 mm

Dengan mengasumsikan suatu koefisien variasi dari 4,5%, 95 percentil, maka:
1) Laki-laki :  685 + (1,645 x 0,045 x 685) = 736 mm
2) Wanita :  645 + (1,645 x 0,045 x 645) = 693 mm



Dengan menambahkan tebal hak kaki (shoe head) 25 mm untuk pria dan 40 mm untuk wanita maka 95 percentil tinggi siku adalah: 761 mm (pria) & 733 mm (wanita). 
Data tinggi dari Keyboard pada Permukaan Meja 680 dan 650 mm seperti Tabel berikut:
Data tinggi dari Keyboard pada Permukaan Meja 680 dan 650 mm
Data tinggi dari Keyboard pada Permukaan Meja 680 dan 650 mm 
Baca: ERGONOMI adalah | Pengertian Ergonomi 
Untuk membaca dan menulis, orang biasanya mengistirahatkan lengan mereka pada meja sehingga perlu permukaan yang lebih tinggi. Grandjean memberi nilai antara 740–780 mm untuk laki-laki dan 700–740 mm untuk wanita.
Rekomendasi Ketinggian Meja untuk Stasiun Kerja Komputer seperti Gambar berikut:
Rekomendasi Ketinggian Meja untuk Stasiun Kerja Komputer
Rekomendasi Ketinggian Meja untuk Stasiun Kerja Komputer
DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, N. 1998, Metodologi Ergonomi, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.
Grandjean, E. 1993, Fitting the Task to the Man, 4th edt, Taylor & Francis Inc, London.
Nurmianto, Eko. 2008,  Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Teknik Industri-ITS
Pulat, B.M, 1992, Fundamentals of Industrial Ergonomics, Hall International, Englewood Cliffs, New Jersey, USA.
Sinclair, M.A, 1992, Subjective Assessment, Taylor & Francis Great Britain.
Suma’mur, P.K, 1982, Ergonomic Untuk Productivitas Kerja, Yayasan Swabhawa Karya, Jakarta.
Suma’mur, P.K, 1984, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Cetakan ke-4, PT. Gunung Agung, Jakarta.
Tarwaka & Bakri, S.A, 2001, Kurangnya Sirkulasi Udara Menyebabkan Gangguan Kesehatan dan Kenyamanan Karyawan, Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Jakarta:XXXIV (3):26-33.
Tarwaka, Solichul HA, Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, UNIBA Press, Surakarta.
Water, T.R. & Bhattacharya, A. 1996, Physiological Aspects Of Neuromuscular Function, USA.




Thus a brief discussion of the article APLIKASI ERGONOMI UNTUK PERANCANGAN TEMPAT KERJA

And that's the article APLIKASI ERGONOMI UNTUK PERANCANGAN TEMPAT KERJA this time, hopefully the above article can provide benefits for all of you. greetings, see you in other posts and articles.

You are currently reading the article APLIKASI ERGONOMI UNTUK PERANCANGAN TEMPAT KERJA with link address https://decivilisme.blogspot.com/2021/04/aplikasi-ergonomi-untuk-perancangan.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel